
Di tengah ketidakpastian ekonomi mulai dari PHK mendadak, biaya rumah sakit, hingga kerusakan kendaraan memiliki dana darurat ideal bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan wajib. Sayangnya, survei keuangan di Indonesia menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat yang belum memiliki tabungan darurat sama sekali. Padahal, dana ini adalah “jaring pengaman” pertama sebelum kamu mulai berinvestasi atau menabung untuk liburan.
Lalu, berapa sebenarnya dana darurat ideal yang perlu disiapkan? Dan di mana sebaiknya menyimpannya agar aman namun tetap mudah diakses?
Mengapa Dana Darurat Tidak Bisa Ditunda?

Banyak orang berpikir, “Nanti saja kalau sudah punya penghasilan lebih.” Namun, krisis tidak pernah menunggu. Tanpa dana darurat, kamu terpaksa berutang baik lewat kartu kredit, pinjaman online, atau meminjam dari keluarga saat keadaan genting tiba.
Dana darurat memberi ketenangan mental. Kamu bisa fokus menyelesaikan masalah, bukan stres memikirkan dari mana uangnya akan datang.
Berapa Jumlah Dana Darurat Ideal?
Jumlah dana darurat ideal bergantung pada kondisi keuangan dan tanggunganmu. Berikut panduan umum:
1. Untuk yang Belum Menikah dan Bekerja
Simpan setara 3–6 bulan pengeluaran bulanan. Misalnya, jika pengeluaranmu Rp3 juta per bulan, targetkan Rp9–18 juta.
2. Untuk Keluarga dengan Satu Sumber Penghasilan
Karena risiko lebih tinggi, siapkan 6–12 bulan pengeluaran. Ini mencakup biaya sekolah anak, tagihan rumah, hingga kebutuhan pokok.
3. Freelancer atau Pebisnis
Penghasilan tidak tetap? Lebih aman menyimpan 9–12 bulan biaya hidup, karena pendapatan bisa fluktuatif setiap bulan.
Ingat: hitung berdasarkan pengeluaran, bukan penghasilan. Fokus pada apa yang benar-benar kamu butuhkan untuk bertahan hidup.
Di Mana Menyimpan Dana Darurat Ideal?

Dana darurat harus memenuhi dua kriteria: aman dan likuid (mudah dicairkan kapan saja). Berikut opsi terbaik:
- Rekening Tabungan Terpisah
 Pisahkan dari rekening utama agar tidak tergoda dipakai. Pilih bank yang minim biaya administrasi dan punya fitur transfer instan.
- Deposito Berjangka Fleksibel
 Beberapa bank menawarkan deposito yang bisa dicairkan sebagian tanpa bunga hangus cocok untuk menyimpan sebagian dana darurat.
- Reksa Dana Pasar Uang
 Memberi imbal hasil sedikit lebih tinggi daripada tabungan biasa, tapi tetap likuid (pencairan 1–2 hari kerja). Pastikan memilih yang berizin OJK.
Hindari menyimpan dana darurat dalam saham, emas fisik, atau properti karena nilainya fluktuatif dan tidak cepat cair.
Tips Membangun Dana Darurat Secara Bertahap
Jangan menunggu sempurna. Mulai dari yang kecil:
- Sisihkan 10–20% dari penghasilan bulanan secara otomatis.
- Gunakan bonus atau THR untuk menambah dana darurat, bukan belanja impulsif.
- Pantau progres tiap 3 bulan apakah sudah mencapai 25%, 50%, atau 100% target?
Jika kamu baru mulai, fokus dulu pada “dana darurat mini” sebesar Rp2–5 juta. Ini cukup untuk menghadapi keadaan darurat ringan seperti ganti ban mobil atau obat darurat.

Perlindungan yang Tak Ternilai
Dana darurat ideal bukan tentang seberapa besar jumlahnya, tapi seberapa siap kamu menghadapi ketidakpastian. Ia adalah bentuk tanggung jawab pada diri sendiri dan keluarga bukan tanda pelit, melainkan cermin kedewasaan finansial.
Jadi, mulailah hari ini. Bahkan menabung Rp50 ribu sehari bisa membawamu selangkah lebih dekat ke kebebasan finansial. Karena ketenangan hidup sering kali dimulai dari satu langkah kecil: menabung untuk hari esok yang tak pasti.
 
                            